NASEHAT
Oleh: Abdi Rahmatsah Siregar
Malam itu, kira-kira pukul delapan. Dua orang pria duduk berhadapan. Mereka hendak makan malam. Namun karena kejadian tadi siang. Pria tua yang terlihat sudah hampir berumur 60 tahun itu pun memberi wejangan kepada pria muda yang berumur 23 tahun yang ada dihadapannya, "Nak, membacalah kemudian menulislah. Tentang apapun itu. Agar kau tidak terlalu bodoh untuk dipandang. Kalau kau terus nyinyir akan sesuatu tanpa menulisnya atau kau hanya meracau menuangkan pikiran yang dakal dimedia sosial mu. Kau pun sudah termasuk seperti mereka yang suka menebarkan hal-hal menjijikan. Kedepannya, aku hanya bisa memandangmu sembari mengorek-ngorek upil disalah satu lubang hidung ku dengan jari telunjuk yang ku milikki. tentang tulisan. Jangan kau gusar jika tidak ada yang menerbitkan, jika tidak ada yang membacanya dengan kepedulian dan bersyukur lah jika mereka mengkritik mu ketika kau mengunggah sebuah tulisan dengan memanfaatkan media sosial mu. Tapi pesanku jangan kau menulis sesuatu tanpa dasar.
Lalu, tentang yang kau baca saran dariku bijaksana lah.
Semisal ada kau menemukan sebuah pengetahuan baru. Bacalah dari banyak sudut tentang pengetahuan mu itu. Uji lah pengetahuan baru mu itu. Semampu nalar mu. Jika ada kau temukan kebenaran yang sejati dalam pengetahuan baru mu itu. Maka pegang lah teguh. Tapi kau pun harus tau kebenaran itu hanya milik Pencipta bagi mereka yang percaya Tuhan atau kebenaran itu hanya sebuah wacana diawan-awan bagi mereka yang tidak percaya. Kenapa aku menahaseti mu agar kau pun tidak menjadi dua kali bodohnya.
Nak, jika nasehatku tidak membuatmu berfikir maka aku hanya bisa berdoa kepada Pencipta agar usia mu tidak terlalu lama di dunia ini. Agar kau tidak terlalu lama menjadi aib".
Mendengar hal tersebut pria muda itu hanya bisa diam menunduk. Kedua tangannya yang diatas meja makan itu mengepal. Sebenarnya ada perlawanan yang ingin ia bantah. Namun pria muda itu sadar tinggal pria berumur yang di hadapannya inilah miliknya satu-satu didunia ini.
Makan malam pun berlalu. Ada rasa tidak nikmat bagi pria muda dengan apa yang ia makan tadi. Namun hal itu ia bawa ke atas kasurnya. Hingga ia benar-benar tidur pulas.
Keesokannya, ketika pria muda tadi ingin ke kamar mandi, ia pun melihat ayahnya tergeletak tak bernyawa disebelah kiri meja makan tempat terakhir ia menerima nasehat ayahnya.
- 7 Februari 2018 -
Comments
Post a Comment